UX Designer: Kenali Definisi dan Tugasnya

digitalskola

digitalskola

18 Maret 2022

UX Designer
Ilustrasi UX Designer. (Photo by Shuki Harel from Pexels)

Apa itu profesi UX designer? Bagi kamu yang tertarik dengan profesi ini atau malah baru pertama kali mendengarnya, artikel ini bisa membantu kamu memahami pekerjaan sebagai desainer UX dengan lebih baik. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, ya!

Apa Itu UX Design?

Sebelum kita membahas apa yang dimaksud dengan desainer UX, pertama kita kenali dulu apa itu UX design atau desain UX. Karena seperti yang mungkin sudah bisa kamu tebak, desain UX adalah bidang yang jadi fokus seorang desainer UX.

UX design fokus pada interaksi antara pengguna manusia yang sesungguhnya dengan produk dan layanan sehari-hari. Contohnya aplikasi, website, laptop, hingga sepeda motor ataupun mesin pembuat kopi. Bidang ini merupakan disiplin yang sangat beragam, serta memadukan aspek bisnis, desain, psikologi, riset pasar, dan teknologi.

Baca juga: 5 Tips untuk UI UX Portfolio Lebih Outstanding

Kalau begitu, apakah istilah “desain UX” adalah istilah baru? Sebenarnya tidak. Dilansir dari UX Booth, istilah ini sudah ada sejak awal tahun 90-an dan pertama kali dicetuskan oleh Donald Norman saat ia bekerja di Apple sebagai seorang ilmuwan kognitif.

Norman memiliki ketertarikan dalam aspek pengalaman (experience) pengguna dengan sebuah produk atau jasa, termasuk desain industrial, grafis, interaksi fisik, dan tampilan (interface). Untuk mencakup seluruh elemen yang berbeda-beda terkait dengan perasaan seorang pengguna saat berinteraksi dengan sebuah produk, ia pun menciptakan istilah “user experience” atau UX yang kita kenal sekarang.

Untuk memahami profesi ini lebih mendalam, mari kita simak penjelasan lengkap di bawah.

Baca juga: UI UX Design vs Design Web: Ketahui Bedanya di Sini

Apa Itu Profesi UX Designer?

Apa yang dimaksud dengan profesi UX designer? Seperti apa project yang digarap seorang desainer UX? Dan apa peran yang dimiliki desainer UX dalam sebuah perusahaan?

Fred Beecher, Director of UX di The Nerdery dengan apik merangkum definisi dari seorang desainer UX: memanusiakan teknologi. Pasalnya, seorang desainer UX ada untuk membuat produk dan teknologi bisa digunakan, bisa dinikmati, dan bisa diakses oleh manusia. Desainer UX bekerja sebagai bagian dari product team, dan sering kali menjembatani para pengguna sesungguhnya, tim development, dan para stakeholder kunci dari bisnis.

Sebagai seorang desainer UX, pekerjaan pertama dan utamamu nanti adalah mewakili para pengguna akhir atau pelanggan produk/jasa perusahaan. Baik itu ketika kamu mendesain produk baru, merancang fitur baru, atau membuat perubahan pada produk/jasa yang sudah ada, sebagai desainer UX kamu harus mempertimbangkan apa yang terbaik bagi para pengguna serta user experience-nya.

Tak hanya itu, pada saat yang bersamaan kamu juga bertanggungjawab memastikan bahwa produk/jasa tersebut memenuhi kebutuhan bisnis, sejalan dengan visi CEO, serta membantu meningkatkan pendapatan maupun mempertahankan pengguna setia.

Lantas, bagaimana dengan jenis project yang dikerjakan desainer UX? Untuk hal ini, jawabannya berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, besar/ukuran tim, maupun prioritasmu. Bisa jadi kamu mendesain website, aplikasi, atau software, maupun medesain keseluruhan user experience produk tidak nampak / tidak berwujud seperti pengalaman menginap di sebuah hotel atau penggunaan sarana transportasi umum.

Baca juga: Belajar UI UX: 7 Soft Skill yang Penting Dikembangkan

Jawaban yang beragam juga timbul soal pekerjaan harian seorang desainer UX. Meski demikian, biasanya seorang desainer UX memegang fungsi-fungsi umum sebagai berikut:

  • Menjalankan riset user.
  • Menciptakan user persona.
  • Menentukan arsitektur informasi dari sebuah produk digital.
  • Mendesain user flows dan wireframe.
  • Menciptakan prototipe.
  • Menjalankan user testing.

Di samping itu, catat pula bahwa desainer UX umumnya tidak bertanggungjawab atas desain visual sebuah produk. Karena sekali lagi, desainer UX fokus pada perjalanan atau journey yang dialami pengguna, serta alur produk dibangun untuk menunjang pengalaman tersebut.

Apa Saja yang Dikerjakan Desainer UX?

Di bagian sebelumnya, kamu sudah tahu tugas atau fungsi umum seorang desainer UX. Dan di bagian ini, kamu bisa simak penjelasan lebih lengkapnya.

Menjalankan riset pengguna

Untuk memudahkanmu memahami tugas seorang desainer UX, kita akan menggunakan contoh perusahaan fast food ayam goreng fiktif bernama “Mamam”, yang memintamu sebagai seorang UX designer untuk mendesain sebuah aplikasi baru untuk Mamam.

Di sini, peranmu sebagai desainer UX adalah memadukan riset di lapangan langsung dan lewat data untuk mendapatkan gambaran besar klienmu ini. Riset ini juga termasuk me-review website Mamam, mewawancarai pelanggan untuk mengidentifikasi peluang maupun pain point mereka, dan riset kompetitor.

Dari sini, desainer UX akan bisa menentukan apa saja fitur-fitur inti yang dibutuhkan untuk Minimum Viable Product, alias produk awal yang akan kamu rilis. Untuk Mamam, fitur inti yang dimaksud bisa jadi daftar menu, fitur pemesanan online, dan fitur cari gerai terdekat.

Singkatnya, fase ini adalah di mana ketika kamu mencari informasi untuk project tersebut, mengidentifikasi untuk siapa desain yang kamu buat nantinya, serta tujuan dan tantangan pengguna terkait dengan produk tersebut.

Baca juga: 5 Langkah Menjadi UI UX Designer dalam 3 Bulan

Menciptakan user persona

Melalui riset pengguna, desainer UX akan bisa menciptakan user persona. Di sini, kamu bisa membahas lebih dalam apa task yang masing-masing persona ingin lakukan serta alasannya. Dalam proses kerja seorang desainer UX, persona merupakan kunci penting.

Untuk Mamam, user persona-nya misal Nana, karyawan berusia 20 tahunan yang suka memesan ayam goreng sambal bawang untuk makan siang. Dengan begitu, desainer UX bisa menjabarkan user persona sebagai berikut: “Nana suka memesan ayam goreng sambal bawang lewat aplikasi untuk menghemat waktu saat jam istirahat sehingga dia tidak perlu keluar kantor.”

Menentukan arsitektur informasi

Langkah berikutnya adalah memikirkan jenis konten yang dibutuhkan, dan alur konten tersebut dibangun di website maupun aplikasi. Inilah yang dimaksud sebagai arsitektur informasi atau information architecture, alias menggarap layout dan pengelolaan konten yang paling logis.

Dengan arsitektur informasi yang baik, pengguna akan bisa menemukan apa yang dicari dengan mudah.

Mereka juga akan bisa bernavigasi dari satu halaman ke halaman berikutnya secara intuitif.

Mendesain user flows dan wireframe

Keduanya adalah beberapa contoh tool yang digunakan desainer UX untuk menjabarkan journey seorang pengguna. User flow merupakan flowchart yang menggambarkan perjalanan lengkap pengguna saat menggunakan sebuah produk, mulai dari titik awal sampai interaksi akhir. Sementara itu, wireframe menyediakan outline dua dimensi dari sebuah halaman.

Membuat prototipe dan menjalankan user testing

Setelah layout produk dijabarkan, sebagai desainer UX kamu kemudian akan perlu membuat prototipe dan menjalankan beberapa tes pengguna (user test). Prototipe ini merupakan versi ringkas dari produkmu dan menawarkan sebuah simulasi yang bisa kamu gunakan untuk menguji desain produk sebelum masuk proses development.

Menguji prototipe dengan melibatkan pengguna sangat membantu dalam meng-highlight kekurangan apapun dari desain sebelum produk akhir dibuat. Dan proses pengujian ini bisa dilakukan berkali-kali sampai akhirnya desain dirasa sudah tepat.

Setelah kamu yakin bahwa desainnya sudah memenuhi kebutuhan pengguna, produk pun siap masuk ke tahap development untuk digarap menjadi produk final alias produk jadi.

Jadi, seperti itulah penjabaran mengenai profesi desainer UX. Apakah kamu tertarik terjun ke profesi ini? Siapkan dirimu menjadi seorang UX designer andal lewat program Mini Bootcamp UI/UX Design! Hanya dalam 17 sesi saja, kamu bisa bangun 3 portofolio desain untuk desktop, Android, dan iOS. Klik link di bawah ini untuk daftar kelasnya sekarang juga, yuk!

chat